Jumat, 31 Maret 2017

matematika dan alamiah dasar

A. Legenda
Definisi Dan Pengertian Legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi yang ceritanya dihubungkan dengan tokoh sejarah, telah dibumbui dengan keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan tokohnya. Bila melihat dari Definisi Dan Pengertian Legenda maka Legenda dapat di bagi menjadi empat kelompok.

Legenda ada empat kelompok sebagai berikut :


1) Legenda keagamaan

Di dalam legenda keagamaan banyak kita jumpai kisah-kisah para wali penyebar Islam, misalnya, Sunan Kalijaga dan Syekh Siti Jenar di Jawa, sedangkan di Bali dapat kita temui legenda tentang kisah Ratu Calon Arang.

2) Legenda kegaiban

Legenda ini berkisah tentang kepercayaan rakyat pada alam gaib, misalnya kerajaan gaib orang Bunian di rimba raya Sumatra, kerajaan gaib Pajajaran di Jawa Barat, kerajaan gaib Laut Kidul di Jawa Tengah dan Yogyakarta, dan Si Manis Jembatan Ancol dari Jakarta.

3) Legenda perseorangan

Legenda perseorangan menceritakan tokoh tertentu yang dianggap pernah ada dan terjadi, misalnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumatra, Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah, Suramenggolo dari Jawa Timur, serta Jayaprana dan Layonsari dari Bali.

4) Legenda lokal

Legenda lokal adalah legenda yang berhubungan dengan nama tempat terjadinya gunung, bukit, danau, dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, Sangkuriang (legenda Gunung Tangkuban Parahu) di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah, dan Desa Trunyan di Bali.
B. Sage
Sage adalah cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban seseorang. Beberapa contoh sage, adalah: Calon Arang, Ciung Wanara, Airlangga, Panji, Smaradahana, dll.

C. Mitos (Mite)
Ada beberapa pengertian mitos yang diungkapkan oleh para sejarawan. Dari beberapa pengertian itu dapat disimpulkan bahwa :

Mitos adalah cerita prosa rakyat yang ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa yang terjadi di dunia lain (kayangan) dan dianggap benar – benar terjadi oleh empunya cerita atau penganutnya.

Mitos pada umumnya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, kisah percintaan mereka dan sebagainya. Mitos itu sendiri, ada yang berasal dari Indonesia dan ada juga yang berasal dari luar negeri.

Mitos yang berasal dari luar negeri pada umumnya telah mengalami perubahan dan pengolahan lebih lanjut, sehingga tidak terasa asing lagi yang disebabkan oleh proses adaptasi karena perubahan jaman. Menurut Moens-Zoeb, orang Jawa bukan saja telah mengambil mitos-mitos dari India, melainkan juga telah mengadopsi dewa-dewa Hindu sebagai dewa Jawa. Di Jawa Timur misalnya, Gunung Semeru dianggap oleh orang Hindu
Jawa dan Bali sebagai gunung suci Mahameru atau sedikitnya sebagai Puncak Mahameru yang dipindahkan dari India ke Pulau Jawa. Mitos di Indonesia biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, terjadinya susunan para dewa, terjadinya manusia pertama, dunia dewata, dan terjadinya makanan pokok.

D. Fabel
Fabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Cerita tersebut tidak mungkin kisah nyata. Fabel adalah cerita fiksi, maksudnya khayalan belaka (fantasi). Kadang fabel memasukkan karakter minoritas berupa manusia.

E. Dongeng

Pengertian Dongeng
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi.
Hal-hal yang perlu diketahui mengenai dongeng:
1. Dongeng dalam pengertian yang lebih luas merupakan pengungkapan diri manusia, tempat mencari hiburan dan memenuhi angan-angannya.
2. Dalam Ensiklopedi Indonesia, dongeng memiliki pengertian cerita singkat tentang hal-hal aneh dan tidak masuk akal, berbagai keajaiban dan kesaktian yang biasanya mengisahkan dewa, raja, pangeran, dan putrid.
3. Pada umumnya, dongeng tidak diketahui pengarangnya dan terkadang hanya diketahui nama pengumpul/ penyadurnya.
4. Berdasarkan muasalnya, dongeng berasal dari bangsa Thai di Yunan, tetapi kemudian tersebar ke seluruh Asia Tenggara. Di Indonesia, dongeng tersebut tersebar dari Aceh hingga Maluku Tenggara. Di Jawa Tengah atau Jawa Timur, dongeng juga berkembang.

Kamis, 23 Maret 2017

Pendidikan Review

A.     Psikologi pendidikan  
→ Psikologi terapan
Psikologi terapan adalah psikologi yang mengajarkan bagaimana proses belajar yang ilmiah dan dilihat dari tingkah tingkah laku (L. Crow & Al. Crow, 1998).

      1.      Pendidikan Informal
Relatif  tidak disadari, kemudian menjadi kecakapan dan sikap hidup sehari-hari.
Contoh : interaksi – pengalaman – pelajaran. Misalnya saat seorang anak tak sengaja menyentuh setrika yang sedang menyala, setelah ia tau kalau setrika itu panas dan berpotensi menyakitinya, maka ia akan lebih berhati-hati untuk tidak menyentuh setrika tersebut.
Dalam pendidikan informal anak akan memperoleh :
1.      Pengetahuan tentang lingkungan sekitar
2.      Kontrol (pengendalian) gerak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi
3.      Keterampilan bahasa → mengikuti percakapan sederhana
4.      Pengertian tentang hubungan pribadi dan kelompok

     2.      Pendidikan Formal
Pendidikan yang disengaja, dengan tujuan dan bahan ajar yang tegas dan klasifikasi.
Contoh : sekolah
     3.      Pendidikan non-formal
      Pendidikan yang dilakukan dengan sengaja tetapi tidak memenuhi syarat pendidikan formal.
Contoh : les dan ekstrakulikuler.
                                                 
      ·       Pendidikan merupakan suatu proses individualisasi sosialisasi
      Mengembangkan seluruh potensi yang ada semaksimal mungkin, sehingga tidak tergantung   pada orang lain dan harus mengembangkan sifat-sifat yang ada dimasyarakat.
      ·      Pendidikan merupakan suatu hasil
     Menghasilkan percobaan dari keterampilan dan akan mengembangkan budaya serta akan memperkaya manusia.
     Segala perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi dari partisipasi individu dalam kegiatan belajar.

      B.     Definisi Psikologi Pendidikan

           1.      Crow and Crow (1989)
            Psikologi pendidikan adalah suatu ilmu terapan yang berusaha untuk menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan belajar secara ilmiah serta memperhatikan prinsip-prinsip dan fakta-fakta yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.

           2.     Barlow (1985)
           Psikologi pendidikan merupakan pengetahuan berdasarkan riset psikolgi yang serangkaian sumber-sumber untuk membantu pelaksanaan tugas sebagai seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.


   C. Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi Pendidikan
      Hasil penelitian membuktikan terdapat kesamaan antara praktek pengajaran kuno dengan pengajaran modern dewasa ini. Hal ini diperkuat dengan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli, diantaranya :
      1.      From
      “Anak-anak selalu mempunyai rasa ingin tahu dan TL tertentu dalam mencari pemecahan masalah (belajar).”
      2.      Plato
      Dalam bukunya “Republic” → anak tidak dipaksakan untuk belajar, mereka akan menemukan bentuknya sendiri.
     3.      Democritus
     Pentingnya pengaruh lingkungan dan suasana rumah terhadap kepribadian.
     4.      Plato & Aristoteles
     Mengembangkan sistem pendidikan bagi kelompok masyarakat yang berbeda-beda.
     Aristoteles
      → Psikologi Daya :
    a.       Kognitif
    b.      Afektif    
    c.       Konatif
     → Berpengaruh “Discipline Formal”
Yaitu penekanan pada pendisiplinan jiwa dan orientasi pada bahan ajarannya
    5.  John Ames Comenicus: Orang pertama yang melakukan penyelidikan terhadap anak.
     “Anak adalah individu yang sedang berkembang, bukan orang dewasa mini.”

    6. Roussecu mendasarkan ide-ide pendidikan atas dasar prinsip-prinsip perkembangan manusia.
 Bukunya “Emile” → “anak pada dasarnya baik, bila tidak baik dalam perkembangannya disebabkan oleh lingkungan”.
    7.  John Locke: Teori Tabula Rasa / Kertas Putih.
            → Belajar melalui pengalaman & latihan.
    8.  John Helnnich Pestalozzi
        - Menyelenggarakan pendidikan secara klasikal.
       - Merombak pendidikan bagi calon pendidikan dengan konsep-konsep psikologi.
    9.     William James, Cattel, dan Alfred Binet
       James → bukunya “Principles of Psychology”, pendekatan fungsional dalam psikologi.
       Cattel → individual differences & pengukuran mental.
       Binet → tes intelegensi yang bersifat individual

Selain para ahli, kebuasan masyarakat saat itu juga membantu pendidikan masa kini, contoh :
            1.      Orang Indian Primitive memberikan madu / sesuatu yang manis pada hari pertama anak pulang sekolah.
            2.      ST – JEROME, menyarankan agar menyediakan seperangkat huruf dari kayu / gading untuk anak, oleh Montessori digunakan kembali untuk anak-anak pra sekolah.
     → Permulaan abad ke-20
       Penelitian psikologi yang lebih spesifik berdampak besar pada teori dan praktek pendidikan.
       Tokohnya adalah Termann, Thorndike, dan Jude.
       Aliran-aliran psikologi :
                     Ø  Behaviorisme (Watson)
                     Ø  Psikoanalisis (Freund)
                     Ø  Gestalt (Kohler, Koffka)

Sumbangan psikologi pendidikan terhadap teori dan praktek pendidikan
             1.      Peserta didik
              a.       Karakteristik perkembangan individu
              b.      Individual differences → intelektual (intelegensi, kecerdasan, dll)
             → non intelektual (minat, sikap, dll)
              c.       Pemahaman terhadap permasalahan anak adik
             2.      Proses
             a.       Bagaimana proses belajar dan masalah belajar
             b.      Metode mengejar yang efektif
             c.       Penggunaan alat bantu pendidikan
             d.      Manajemen sekolah
             e.       Penyusunan jadwal belajar
             f.       Ekskul sebagai pembentuk kepribadian
             g.      Disiplin melalui reward dan punishment
            3.      Pendidik
             a.       Penyusunan kurikulum yang sesuai terhadap perkembangan individu
             b.      Meningkatkan kompetensi
             c.       Membantu pendidik untuk mengarahkan anak-anak luar biasa


D. Bakat dan Intelegensi

Intelegensi
        1.      Sejarah intelegensi
              § Wundt (Jerman), Galton (Inggris), Cattel (AS) → tes untuk anak-anak. Hasilnya ada perbedaan ketepatan dan kecepatan individu dalam mengerjakan tes.
              §  Pra 1800-an → tes hanya untuk mengukur satu kemampuan.
              §  1880 → Ebbinghause menemukan berbagai tes memori.
              §  Alfred Binet  dan Theopile Simon → membedakan intelegensi anak normal dengan anak lemah pikir → Tes Binet – Simon.
              §  Tes Binet → direvisi 1916 menjadi Tes Stanford Binet.
 
        2.      Pengertian intelegensi



     TERMAN → suatu kemampuan untuk berpikir berdasarkan atas gagasan  yang  abstrak.
     BINET → intelegensi mencakup 4 hal yaitu pemahaman, hasil penemuan, arahan, dan pembahasan.
     STREN → kapasitas umum dari individu yang secara sadar dapat menyesuaikan jiwa yang  umum dengan masalah dan kondisi hidup baru.
     THORNDIKE → daya kekuatan respon yang baik dari sudut pendangan kebenaran dan kenyataan. 3 aspek intelegensi adalah ketinggian, keluasan, dan kecepatan.


        3.      Teori-teori intelegensi
        Intelegensi beroperasi pada 4 tingkat trial and error yaitu:


          Perilaku nyata (trial and error)
          Perceptual (trial and error)
          Ideational
          Konseptual dijadikan acuan bagi pengukuran intelegensi.
          Kemampuan konseptual trustone :
          Verbal comprehesion (V)
          Number (N)
          Spatial relation (S)
          Word fluency (W)
          Memory (M)

          Reasoning (R)

        4.      Pengukuran intelegensi
                1.  Kualitatif yaitu perbedaan intelegensi disebabkan karena kualitas individu yang berbeda.
                2.  Kuantitatif yaitu perbedaan intelegensi disebabkan karena terdapat perbedaan kuantitas individu