A. Psikologi pendidikan
→
Psikologi terapan
Psikologi terapan adalah psikologi yang mengajarkan bagaimana proses belajar yang ilmiah dan dilihat dari tingkah tingkah laku (L. Crow & Al. Crow, 1998).
1. Pendidikan Informal
Relatif tidak disadari, kemudian menjadi kecakapan dan sikap hidup sehari-hari.
Contoh : interaksi – pengalaman – pelajaran. Misalnya saat seorang anak tak sengaja menyentuh setrika yang sedang menyala, setelah ia tau kalau setrika itu panas dan berpotensi menyakitinya, maka ia akan lebih berhati-hati untuk tidak menyentuh setrika tersebut.
Dalam pendidikan informal anak akan memperoleh :
1. Pengetahuan tentang lingkungan sekitar
2. Kontrol (pengendalian) gerak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi
3. Keterampilan bahasa → mengikuti percakapan sederhana
4. Pengertian tentang hubungan pribadi dan kelompok
2. Pendidikan Formal
Pendidikan yang disengaja, dengan tujuan dan bahan ajar yang tegas dan klasifikasi.
Contoh : sekolah
3. Pendidikan non-formal
Pendidikan yang dilakukan dengan sengaja tetapi tidak memenuhi syarat pendidikan formal.
Contoh : les dan ekstrakulikuler.
· Pendidikan merupakan suatu proses individualisasi sosialisasi
Mengembangkan seluruh potensi yang ada semaksimal mungkin, sehingga tidak tergantung pada orang lain dan harus mengembangkan sifat-sifat yang ada dimasyarakat.
· Pendidikan merupakan suatu hasil
Menghasilkan percobaan dari keterampilan dan akan mengembangkan budaya serta akan memperkaya manusia.
Segala perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi dari partisipasi individu dalam kegiatan belajar.
B. Definisi Psikologi Pendidikan
1. Crow and Crow (1989)
Psikologi pendidikan adalah suatu ilmu terapan yang berusaha untuk menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan belajar secara ilmiah serta memperhatikan prinsip-prinsip dan fakta-fakta yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.
2. Barlow (1985)
Psikologi pendidikan merupakan pengetahuan berdasarkan riset psikolgi yang serangkaian sumber-sumber untuk membantu pelaksanaan tugas sebagai seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.
C. Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi Pendidikan
Hasil penelitian membuktikan terdapat kesamaan antara praktek pengajaran kuno dengan pengajaran modern dewasa ini. Hal ini diperkuat dengan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli, diantaranya :
1. From
“Anak-anak selalu mempunyai rasa ingin tahu dan TL tertentu dalam mencari pemecahan masalah (belajar).”
2. Plato
Dalam bukunya “Republic” → anak tidak dipaksakan untuk belajar, mereka akan menemukan bentuknya sendiri.
3. Democritus
Pentingnya pengaruh lingkungan dan suasana rumah terhadap kepribadian.
4. Plato & Aristoteles
Mengembangkan sistem pendidikan bagi kelompok masyarakat yang berbeda-beda.
Aristoteles
→ Psikologi Daya :
a. Kognitif
b. Afektif
c. Konatif
→ Berpengaruh “Discipline Formal”
Yaitu penekanan pada pendisiplinan jiwa dan orientasi pada bahan ajarannya
5. John Ames Comenicus: Orang pertama yang melakukan penyelidikan terhadap anak.
“Anak adalah individu yang sedang berkembang, bukan orang dewasa mini.”
6. Roussecu mendasarkan ide-ide pendidikan atas dasar prinsip-prinsip perkembangan manusia.
Bukunya “Emile” → “anak pada dasarnya baik, bila tidak baik dalam perkembangannya disebabkan oleh lingkungan”.
7. John Locke: Teori Tabula Rasa / Kertas Putih.
→ Belajar melalui pengalaman & latihan.
8. John Helnnich Pestalozzi
- Menyelenggarakan pendidikan secara klasikal.
- Merombak pendidikan bagi calon pendidikan dengan konsep-konsep psikologi.
9. William James, Cattel, dan Alfred Binet
James → bukunya “Principles of Psychology”, pendekatan fungsional dalam psikologi.
Cattel → individual differences & pengukuran mental.
Binet → tes intelegensi yang bersifat individual
➤ Selain para ahli, kebuasan masyarakat saat itu juga membantu pendidikan masa kini, contoh :
1. Orang Indian Primitive memberikan madu / sesuatu yang manis pada hari pertama anak pulang sekolah.
2. ST – JEROME, menyarankan agar menyediakan seperangkat huruf dari kayu / gading untuk anak, oleh Montessori digunakan kembali untuk anak-anak pra sekolah.
→ Permulaan abad ke-20
Penelitian psikologi yang lebih spesifik berdampak besar pada teori dan praktek pendidikan.
Tokohnya adalah Termann, Thorndike, dan Jude.
Aliran-aliran psikologi :
Ø Behaviorisme (Watson)
Ø Psikoanalisis (Freund)
Ø Gestalt (Kohler, Koffka)
➤Sumbangan psikologi pendidikan terhadap teori dan praktek pendidikan
1. Peserta didik
a. Karakteristik perkembangan individu
b. Individual differences → intelektual (intelegensi, kecerdasan, dll)
→ non intelektual (minat, sikap, dll)
c. Pemahaman terhadap permasalahan anak adik
2. Proses
a. Bagaimana proses belajar dan masalah belajar
b. Metode mengejar yang efektif
c. Penggunaan alat bantu pendidikan
d. Manajemen sekolah
e. Penyusunan jadwal belajar
f. Ekskul sebagai pembentuk kepribadian
g. Disiplin melalui reward dan punishment
3. Pendidik
a. Penyusunan kurikulum yang sesuai terhadap perkembangan individu
b. Meningkatkan kompetensi
c. Membantu pendidik untuk mengarahkan anak-anak luar biasa
D. Bakat dan Intelegensi
Intelegensi
1. Sejarah intelegensi
§ Wundt (Jerman), Galton (Inggris), Cattel (AS) → tes untuk anak-anak. Hasilnya ada perbedaan ketepatan dan kecepatan individu dalam mengerjakan tes.
§ Pra 1800-an → tes hanya untuk mengukur satu kemampuan.
§ 1880 → Ebbinghause menemukan berbagai tes memori.
§ Alfred Binet dan Theopile Simon → membedakan intelegensi anak normal dengan anak lemah pikir → Tes Binet – Simon.
§ Tes Binet → direvisi 1916 menjadi Tes Stanford Binet.
2. Pengertian intelegensi
Psikologi terapan adalah psikologi yang mengajarkan bagaimana proses belajar yang ilmiah dan dilihat dari tingkah tingkah laku (L. Crow & Al. Crow, 1998).
1. Pendidikan Informal
Relatif tidak disadari, kemudian menjadi kecakapan dan sikap hidup sehari-hari.
Contoh : interaksi – pengalaman – pelajaran. Misalnya saat seorang anak tak sengaja menyentuh setrika yang sedang menyala, setelah ia tau kalau setrika itu panas dan berpotensi menyakitinya, maka ia akan lebih berhati-hati untuk tidak menyentuh setrika tersebut.
Dalam pendidikan informal anak akan memperoleh :
1. Pengetahuan tentang lingkungan sekitar
2. Kontrol (pengendalian) gerak yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pribadi
3. Keterampilan bahasa → mengikuti percakapan sederhana
4. Pengertian tentang hubungan pribadi dan kelompok
2. Pendidikan Formal
Pendidikan yang disengaja, dengan tujuan dan bahan ajar yang tegas dan klasifikasi.
Contoh : sekolah
3. Pendidikan non-formal
Pendidikan yang dilakukan dengan sengaja tetapi tidak memenuhi syarat pendidikan formal.
Contoh : les dan ekstrakulikuler.
· Pendidikan merupakan suatu proses individualisasi sosialisasi
Mengembangkan seluruh potensi yang ada semaksimal mungkin, sehingga tidak tergantung pada orang lain dan harus mengembangkan sifat-sifat yang ada dimasyarakat.
· Pendidikan merupakan suatu hasil
Menghasilkan percobaan dari keterampilan dan akan mengembangkan budaya serta akan memperkaya manusia.
Segala perubahan yang terjadi sebagai konsekuensi dari partisipasi individu dalam kegiatan belajar.
B. Definisi Psikologi Pendidikan
1. Crow and Crow (1989)
Psikologi pendidikan adalah suatu ilmu terapan yang berusaha untuk menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan belajar secara ilmiah serta memperhatikan prinsip-prinsip dan fakta-fakta yang berhubungan dengan tingkah laku manusia.
2. Barlow (1985)
Psikologi pendidikan merupakan pengetahuan berdasarkan riset psikolgi yang serangkaian sumber-sumber untuk membantu pelaksanaan tugas sebagai seorang guru dalam proses belajar mengajar secara lebih efektif.
C. Sejarah Singkat Perkembangan Psikologi Pendidikan
Hasil penelitian membuktikan terdapat kesamaan antara praktek pengajaran kuno dengan pengajaran modern dewasa ini. Hal ini diperkuat dengan beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli, diantaranya :
1. From
“Anak-anak selalu mempunyai rasa ingin tahu dan TL tertentu dalam mencari pemecahan masalah (belajar).”
2. Plato
Dalam bukunya “Republic” → anak tidak dipaksakan untuk belajar, mereka akan menemukan bentuknya sendiri.
3. Democritus
Pentingnya pengaruh lingkungan dan suasana rumah terhadap kepribadian.
4. Plato & Aristoteles
Mengembangkan sistem pendidikan bagi kelompok masyarakat yang berbeda-beda.
Aristoteles
→ Psikologi Daya :
a. Kognitif
b. Afektif
c. Konatif
→ Berpengaruh “Discipline Formal”
Yaitu penekanan pada pendisiplinan jiwa dan orientasi pada bahan ajarannya
5. John Ames Comenicus: Orang pertama yang melakukan penyelidikan terhadap anak.
“Anak adalah individu yang sedang berkembang, bukan orang dewasa mini.”
6. Roussecu mendasarkan ide-ide pendidikan atas dasar prinsip-prinsip perkembangan manusia.
Bukunya “Emile” → “anak pada dasarnya baik, bila tidak baik dalam perkembangannya disebabkan oleh lingkungan”.
7. John Locke: Teori Tabula Rasa / Kertas Putih.
→ Belajar melalui pengalaman & latihan.
8. John Helnnich Pestalozzi
- Menyelenggarakan pendidikan secara klasikal.
- Merombak pendidikan bagi calon pendidikan dengan konsep-konsep psikologi.
9. William James, Cattel, dan Alfred Binet
James → bukunya “Principles of Psychology”, pendekatan fungsional dalam psikologi.
Cattel → individual differences & pengukuran mental.
Binet → tes intelegensi yang bersifat individual
➤ Selain para ahli, kebuasan masyarakat saat itu juga membantu pendidikan masa kini, contoh :
1. Orang Indian Primitive memberikan madu / sesuatu yang manis pada hari pertama anak pulang sekolah.
2. ST – JEROME, menyarankan agar menyediakan seperangkat huruf dari kayu / gading untuk anak, oleh Montessori digunakan kembali untuk anak-anak pra sekolah.
→ Permulaan abad ke-20
Penelitian psikologi yang lebih spesifik berdampak besar pada teori dan praktek pendidikan.
Tokohnya adalah Termann, Thorndike, dan Jude.
Aliran-aliran psikologi :
Ø Behaviorisme (Watson)
Ø Psikoanalisis (Freund)
Ø Gestalt (Kohler, Koffka)
➤Sumbangan psikologi pendidikan terhadap teori dan praktek pendidikan
1. Peserta didik
a. Karakteristik perkembangan individu
b. Individual differences → intelektual (intelegensi, kecerdasan, dll)
→ non intelektual (minat, sikap, dll)
c. Pemahaman terhadap permasalahan anak adik
2. Proses
a. Bagaimana proses belajar dan masalah belajar
b. Metode mengejar yang efektif
c. Penggunaan alat bantu pendidikan
d. Manajemen sekolah
e. Penyusunan jadwal belajar
f. Ekskul sebagai pembentuk kepribadian
g. Disiplin melalui reward dan punishment
3. Pendidik
a. Penyusunan kurikulum yang sesuai terhadap perkembangan individu
b. Meningkatkan kompetensi
c. Membantu pendidik untuk mengarahkan anak-anak luar biasa
D. Bakat dan Intelegensi
Intelegensi
1. Sejarah intelegensi
§ Wundt (Jerman), Galton (Inggris), Cattel (AS) → tes untuk anak-anak. Hasilnya ada perbedaan ketepatan dan kecepatan individu dalam mengerjakan tes.
§ Pra 1800-an → tes hanya untuk mengukur satu kemampuan.
§ 1880 → Ebbinghause menemukan berbagai tes memori.
§ Alfred Binet dan Theopile Simon → membedakan intelegensi anak normal dengan anak lemah pikir → Tes Binet – Simon.
§ Tes Binet → direvisi 1916 menjadi Tes Stanford Binet.
2. Pengertian intelegensi
TERMAN → suatu kemampuan untuk
berpikir berdasarkan atas gagasan yang abstrak.
BINET → intelegensi mencakup 4 hal
yaitu pemahaman, hasil penemuan, arahan, dan pembahasan.
STREN → kapasitas umum dari individu
yang secara sadar dapat menyesuaikan jiwa yang umum dengan masalah dan
kondisi hidup baru.
THORNDIKE → daya kekuatan respon yang
baik dari sudut pendangan kebenaran dan kenyataan. 3 aspek intelegensi adalah
ketinggian, keluasan, dan kecepatan.
3. Teori-teori intelegensi
Intelegensi beroperasi pada 4 tingkat trial and error yaitu:
Perilaku nyata (trial
and error)
Perceptual (trial and
error)
Ideational
Konseptual dijadikan
acuan bagi pengukuran intelegensi.
Kemampuan konseptual
trustone :
Verbal comprehesion
(V)
Number (N)
Spatial relation (S)
Word fluency (W)
Memory (M)
Reasoning (R)
4. Pengukuran intelegensi
1. Kualitatif yaitu perbedaan intelegensi disebabkan karena kualitas individu yang berbeda.
2. Kuantitatif yaitu perbedaan intelegensi disebabkan karena terdapat perbedaan kuantitas individu
4. Pengukuran intelegensi
1. Kualitatif yaitu perbedaan intelegensi disebabkan karena kualitas individu yang berbeda.
2. Kuantitatif yaitu perbedaan intelegensi disebabkan karena terdapat perbedaan kuantitas individu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar